Meski memiliki elektabilitas yang tinggi, Kinerja Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dinilai tidak begitu istimewa.
PKB mendorong Marwan Jafar untuk melawan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di Pilgub Jateng.
Dugaan keterlibatan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam skandal korupsi pengadaan e-KTP di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggerus elektabilitas calon petahana itu dalam menghadapi Pilkada 2018.
Calon Gubernur (Cagub) Jawa Tengah (Jateng) dari petahana Ganjar Pranowo disebut terlibat dalam kasus korupsi e-KTP dalam persidangan terdakwa Setya Novanto.
Kendati kalah dari pasangan calon Ganjar Pranowo dan Taj Yasin, pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah dinilai cukup mengejutkan karena mampu meraup 40 persen dukungan suara.
“Sandiaga Uno unggul menempati posisi pertama dengan perolehan 29,2%. Disusul oleh Anies Baswedan di posisi kedua dengan tingkat elektabilitas 27,3%. Selanjutnya, Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 21,9%,” kata Muslimin
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Adies Kadir mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam menekan angka penularan dan penyebaran virus Covid-19.
Karir politik Ganjar Pranowo di PDI Perjuangan di ujung tanduk menyusul tidak diundangnya gubernur Jawa Tengah itu dalam acara pengarahan Pemilu 2024.
Trending topic Twitter sejak dua hari lalu dibanjiri oleh cuitan dan komentar netizen tentang hubungan panas antara Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan. Tagar #GanjarPengkhianatPDIP dan #GanjarKebeletNyapres kerap disandingkan dalam cuitan para warganet.
Kepala daerah menjadi sorotan sebagai Capres di Pilpres 2024. Salah satunya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masuk tiga besar elektabilitas tertinggi.